Salah satu Akrobatik Tradisional yang Masih Digemari Masyarakat hingga saat ini, dan menjadi salah satu daya tarik wisata indonesia yang harus dilestarikan.
Aksi akrobatik ternyata tidak hanya monopoli kaum lelaki. Di wilayah Indramayu dan Cirebon, kesenian akrobat tradisional Genjring Kuda Putri justru dilakukan kaum perempuan yang sudah berusia paro baya. Berbagai atraksi yang mengandalkan kekuatan fisik dan keterampilan khusus disuguhkan dalam tontonan yang menarik.
Aksi Nemih, nenek berusia 51 tahun ini sangat luar biasa. Di usianya yang menjelang senja, Nemih mampu menampilkan atraksi yang selayaknya dilakukan pria perkasa. Dengan kedua kakinya, Nemih mampu mengangkat 6 orang sekaligus. Tidak itu saja, dengan konsentrasi dan keseimbangan penuh, sejumlah orang yang diangkatnya juga memainkan akrobat keseimbangan. Musik Tarling yang ditabuh membuat suasana menjadi lebih semarak.
Nemih merupakan bintang primadona di grup Genjring Kuda Putri Baya Langu. Ya, atraksi tradisional ini memang berkembang di wilayah Cirebon dan Indramayu. Meski telah memiliki 2 cucu, namun Nemih tetap perkasa dan trampil memainkan berbagai atraksi. Selain akrobat mengangkat beban dengan kaki, Nemih juga lihai mengendaraisepeda roda satu.
Bahkan sambil mengendong anak-anak, Nemih bisa tetap tegak diatas sadel sepeda. Nemih mengaku telah menjalani profesinya sebagai dalang Genjring lebih 20 tahun. Ketrampilan akrobatik ini dikuasainya melalui latihan keras sejak muda. Menurut Nemih, ketrampilannya ini murni fisik tanpa adanya kekuatan magis.
" Saya biasa Main blabak, main kitiran, main motor, ngangkat becak dan semua itu tidak ada yang ngajari, pokoknya pakai tenaga sendiri" tutur Nemih.
Konon akrobat tradisional yang telah dikembangkan sejak ratusan tahun silam semula merupakan sarana dakwah. Ketrampilan ini berkembang oleh para saudagar Islam dari Gujarat yang menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat pesisir Cirebon. Namun kesenian ini nyaris punah karena tidak adanya re generasi.
0 comments:
Post a Comment